Keraton Sumedang Larang Gelar Kirab Alit dan Ritual Jamasan 7 Pusaka

506 Views

 

Sumedang, jw.com//mediaistana ;-

Keraton Sumedang larang kembali malaksanakan acara Kirab Alit dan Jamasan Pusaka, tahun ini dilakukan di Alun- alun puseur kota Sumedang pada hari Kamis (05/09/2024).

 

Jamasan Pusaka merupakan salah satu tradisi acara ritual tahunan dalam rangka menyambut maulid Nabi Muhammad SAW dilakukan setiap bulan Hijriyah robiul awal.

Ritual Jamasan Pusaka ini, diawali dengan prosesi kirab benda-benda pusaka dari Museum Prabu Geusan Ulun (MPGU). Koleksi pusaka unggulan MPGU ini, semuanya dikeluarkan untuk diarak oleh seluruh keturunan atau kawargian Keraton Sumedang Larang, mengelilingi Alun-alun Sumedang.

 

Benda-benda pusaka unggulan MPGU yang diarak tersebut, antara lain, Mahkota Binokasih, Pedang Ki Mastak peninggalan Prabu Tadjimalela, Keris Ki Dukun peninggalan Prabu Gajah Agung, Keris Panunggul Naga peninggalan Prabu Geusan Ulun, Keris Naga Sasra I peninggalan Prabu Panembahan, Keris Naga Sasra II peninggalan Pangeran Kornel, Badik Curuk Aul 1 dan Badik Curuk Aul II peninggalan Mbah Jaya Perkasa.

 

Dalam sambutannya Mahapatih Karaton Sumedang Larang, Rd Lily Djamhur Soemawilaga, juga Ketua Pelaksana acara, menyampaikan “Acara Kirab Alit dan Jamasan Pusaka yang biasa digelar di Bale Agung Srimanganti, kali ini kami laksanakan di Alun-Alun Sumedang. Ini adalah agenda rutin Karaton Sumedang Larang yang telah berlangsung secara turun-temurun.” ungkapnya.

 

Usai prosesi kirab, acara dilanjutkan dengan ritual Jamasan Pusaka, yakni pembersihan pusaka-pusaka yang telah diarak sebagai bentuk penghormatan dan perawatan atas peninggalan leluhur.

 

“Karaton Sumedang Larang berupaya menjaga dan melestarikan warisan budaya para leluhur Sumedang,” lanjut Rd Lily Djamhur Soemawilaga.

 

Selain prosesi adat, Karaton Sumedang Larang juga mempersembahkan Gugunungan, sebuah simbol rasa syukur berupa hasil bumi, yang dibagikan kepada masyarakat sebagai bentuk perayaan menyambut bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW 1446 H.

 

“Hasil bumi ini dipersembahkan bagi masyarakat Sumedang yang hadir sebagai ungkapan rasa syukur,” tuturnya.

 

Prosesi Kirab dan Jamasan Pusaka ini, langsung mendapat respon positif dari Pemerintah Daerah Kabupaten Sumedang. Penjabat Bupati Sumedang Yudia Ramli, melalui Kepala Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga, (Disparbudpora) Sumedang, Nandang Suparman menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya tradisi muludan tersebut.

 

“Kami merasa bangga dan bahagia dapat hadir pada acara ini. Soalnya, acara ini merupakan momentum yang sangat istimewa. Di mana kita memadukan antara warisan budaya leluhur dengan peringatan Nabi Muhammad SAW,” kata Nandang.

 

Menurut Nandang, Kirab Keraton Sumedang Larang dan Jamasan pusaka bukan hanya sekedar ritual tahunan, namun juga menjadi sarana untuk melestarikan kearifan lokal dan nilai-nilai luhur yang telah diwariskan oleh para pendahulu.

Hadir dalam acara tersebut Kadisparbupora Sumedang, Nandang Suparman, para tokoh-tokoh penting dari Karaton Sumedang Larang, termasuk H.R.I. Lukman Soemadisoeria (Sri Radya KSL) bersama Padmi Agung, Rd. Luky Djohari Soemawilaga (Radya Anom KSL) bersama Padmi, serta Rd. Lily Djamhur Soemawilaga (Mahapatih KSL) bersama Padmi.

 

Tanpa hadir pula dari tokoh-tokoh masyarakat Sumedang seperti H.Umuh Muchtar (Bos Persib Bandung), H.Ecek Karyana, mengikuti prosesi acara ini.

 

Sri Radya, H.R.I Lukman Soemadisoeria, mengungkapkan akan pentingnya menjaga dan melestarikan tradisi ini sebagai bagian dari identitas budaya Sumedang.

 

“Kirab Alit Jamasan 7 Pusaka Inti bukan sekadar ritual, tetapi juga simbol kebersamaan dan kekuatan spiritual masyarakat Sumedang. Kami berharap generasi muda dapat terus menghayati dan menjaga warisan ini,” ujar H.R.I Lukman.

 

Selain itu, berbagai kegiatan budaya seperti pertunjukan tari tradisional, pameran seni, dan bazar UMKM juga beragam jajanan khas Sumedang turut memeriahkan di arena ini.

 

Kirab Alit dan ritual Jamasan 7 Pusaka Inti ini tidak hanya memperkokoh identitas budaya Sumedang, tetapi juga menjadi daya tarik bagi wisatawan yang ingin mengenal lebih dalam kekayaan sejarah dan budaya kasumedangan ini. (Hani Ismaya)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *