DEPOK jwgroupnews – Anggota DPRD Kota Depok dari Fraksi PKS, H. Moh. Hafid Nasir, Dipl. Inf., melaksanakan kegiatan reses Masa Sidang III Tahun 2025 di wilayah Dapil Pancoran Mas, tepatnya bersama warga RW 04 Kelurahan Depok Jaya. Kegiatan tersebut dihadiri Ketua RW 04 Yudi Nariadi atau yang akrab disapa Mr. Magot, serta tokoh masyarakat Drs. Sigig Wahyudi.
Dalam agenda reses ini, warga menyampaikan berbagai aspirasi, kritik, dan harapan. Salah satu isu utama yang mengemuka adalah menurunnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap wakil rakyat, yang dipicu oleh ketidakmerataan pembangunan. Warga menyoroti perbedaan kualitas bantuan infrastruktur di beberapa wilayah, di mana ada jalan yang dibeton sementara lainnya hanya diaspal.
Selain itu, warga RW 04 juga menyampaikan kebutuhan tambahan alat kesehatan (alkes) untuk posyandu, persoalan sampah dengan usulan penambahan Beco, serta keberlanjutan program pengembangbiakan magot yang dinilai berjalan baik dan bermanfaat.

Menanggapi aspirasi tersebut, H. Moh. Hafid Nasir menjelaskan bahwa hambatan pengelolaan sampah dan pembangunan infrastruktur salah satunya dipengaruhi efisiensi anggaran dari pemerintah pusat atas instruksi Presiden Prabowo, sehingga beberapa program daerah tidak dapat berjalan maksimal.
“Pembangunan harus dilakukan bertahap dan menyeluruh. Jangan sampai pembangunan jalan dilakukan tanpa memperhatikan drainase, karena hal ini bisa menimbulkan banjir seperti yang terjadi di RT 01 saat musim hujan,” tegas Hafid.
Terkait posyandu, Hafid menekankan pentingnya fasilitas ini untuk menjaga kesehatan dan kecerdasan generasi penerus. Ia juga menilai upaya warga dalam revitalisasi magot patut diapresiasi sebagai solusi alternatif dalam pengelolaan sampah.
“Masalah sampah, khususnya di TPS Lembah Mawar harus menjadi perhatian bersama. Saya akan terus mendorong agar ada dukungan nyata untuk penanganannya,” tambahnya.
Warga pun menyampaikan harapan besar kepada H. Moh. Hafid Nasir untuk memperjuangkan aspirasi mereka, mengingat adanya pemangkasan anggaran dari pusat yang membuat sejumlah program tersendat. Persoalan tempat pemakaman yang kerap menjadi masalah juga kembali diangkat dalam dialog tersebut.
Dalam kesempatan itu, Hafid mengingatkan bahwa setiap RW sebenarnya memiliki alokasi anggaran sebesar Rp300 juta yang dapat dimanfaatkan. Ia juga menekankan pentingnya memaksimalkan peran koperasi di masyarakat, seperti Koperasi Ikabama, Koperasi Solusi Buat Harapan, dan Koperasi Merah Putih, yang selama ini telah memiliki dana dan bisa digunakan untuk mendukung program warga.
Kegiatan reses ditutup dengan komitmen Hafid Nasir untuk terus mengawal aspirasi masyarakat Pancoran Mas agar dapat terwujud, meski dengan keterbatasan anggaran yang ada.
(Red*/And)