Selamat Hari Kesaktian Pancasila: Momentum Refleksi untuk Indonesia Tangguh dan Bersatu

16 Views

JAKARTA jwgroupnews – Seluruh bangsa Indonesia hari ini, 1 Oktober, memperingati Hari Kesaktian Pancasila. Peringatan ini bukan sekadar rutinitas seremonial, tetapi sebuah pengingat monumental akan sejarah kelam yang pernah mengancam ideologi negara, sekaligus penegasan kembali bahwa Pancasila terbukti sebagai dasar negara yang sakti dan tak tergoyahkan.

 

Peringatan Hari Kesaktian Pancasila ini lahir untuk mengenang para Pahlawan Revolusi yang gugur dalam upaya mempertahankan Pancasila dari rongrongan paham lain, khususnya tragedi Gerakan 30 September (G30S). Keppres Nomor 153 Tahun 1967 menetapkan tanggal 1 Oktober sebagai Hari Kesaktian Pancasila sebagai simbol keberhasilan bangsa Indonesia mempertahankan ideologi yang telah menyatukan suku, agama, dan budaya dari Sabang hingga Merauke.

 

Selamat dan Janji Kebangsaan

Pimpinan lembaga negara, tokoh masyarakat, hingga seluruh elemen bangsa serentak menyampaikan ucapan selamat dan seruan kebangsaan.

“Selamat Hari Kesaktian Pancasila! Peringatan ini adalah seruan untuk kita semua. Mari kita jadikan nilai-nilai luhur Pancasila, mulai dari ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, hingga keadilan sosial, sebagai kompas moral dalam setiap langkah kehidupan kita,” ujar Imam Suwandi, S.Soa.,M.I.Kom selaku Pemimpin Redaksi dari jurnalwicaksana.com, persIndonesia.com, dan siaptv.com.

 

Seruan yang bergema adalah ajakan untuk tidak hanya menghafal, tetapi mengamalkan Pancasila secara nyata dalam kehidupan sehari-hari, sebagai wujud penghormatan tertinggi kepada para pahlawan yang telah berkorban.

 

Refleksi Mendalam di Tengah Tantangan Zaman

 

Hari Kesaktian Pancasila tahun ini mengajak seluruh rakyat Indonesia pada sebuah refleksi mendalam, terutama di tengah arus deras tantangan kontemporer seperti globalisasi, disinformasi di media sosial, dan munculnya kembali benih-benih intoleransi serta radikalisme.

 

1. Memperkuat Persatuan dalam Keberagaman

Refleksi utama adalah pada sila ketiga, Persatuan Indonesia. Dalam era digital, di mana polarisasi dan perpecahan mudah terjadi karena berita bohong atau hasutan, Kesaktian Pancasila menjadi bukti bahwa persatuan lebih kuat daripada perpecahan.

Masyarakat diajak untuk kembali merawat dan menghargai keberagaman suku, bahasa, dan agama yang merupakan kekayaan tak ternilai. Mempertahankan Pancasila berarti aktif memerangi segala bentuk narasi yang memecah belah dan mengedepankan dialog serta toleransi.

 

2. Mengamalkan Keadilan Sosial

Refleksi pada sila kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, menjadi sangat relevan. Keadilan sosial bukan hanya tugas pemerintah, tetapi tanggung jawab kolektif. Setiap warga negara ditantang untuk memastikan bahwa setiap kebijakan, tindakan, dan interaksi sosial mengarah pada pemerataan kesejahteraan dan penghapusan segala bentuk diskriminasi. Ini mencakup keadilan ekonomi, hukum, dan kesempatan.

 

3. Ketahanan Ideologi Generasi Muda

Bagi generasi muda, Hari Kesaktian Pancasila adalah momentum untuk lebih mengenal sejarah bangsanya dan memahami bahwa Pancasila bukanlah dogma usang, melainkan jati diri bangsa yang adaptif. Refleksi ini menuntut para pemuda untuk menjadi garda terdepan dalam menjaga Pancasila, yaitu dengan bersikap kritis terhadap informasi, menyaring ideologi asing yang bertentangan, dan menerapkan semangat gotong royong dalam inovasi dan karya nyata.

 

Peringatan Hari Kesaktian Pancasila 2025 adalah penegasan kembali komitmen bahwa Pancasila adalah Perekat Bangsa. Selama nilai-nilai luhur Pancasila terus hidup dan diamalkan dalam hati setiap individu, Indonesia akan tetap menjadi negara yang utuh, adil, makmur, dan tangguh menghadapi segala zaman.

(Red*/Ims)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *