Mendorong Peningkatan Bantuan Kemanusiaan bagi Palestina oleh NGO Ketika Konflik Masih Berlangsung

28 Views

JAKARTA jwgroupnews – Bantuan kemanusiaan bagi bangsa Palestina dari Organisasi Non-Pemerintah atau NGO dari berbagai negara termasuk dari Indonesia dan Malaysia harus terus dilanjutkan, ditingkatkan dan bahkan diperluas.

 

Peran NGO ini penting dalam ikut membantu rakyat Palestina apalagi dalam situasi sekarang di Gaza dimana Israel terus melakukan pembunuhan terhadap warga Palestina yang sedang dilanda kelaparan dan kesulitan hidup.

 

Demikian salah satu pandangan Dr. Ferooze Ali dari Universitas Sultan Zainal Abidin Terengganu, Malaysia dalam diskusi terbatas di Laboratorium Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta hari Senin (8/9/2025).

 

Diskusi ini berkaitan dengan rencana penerbitan buku berjudul NGOs and Malaysian Foreign Aid to Palestina. Diskusi yang diselenggarakan atas Kerjasama dari Laboratorium Ilmu Politik dengan Asia Middle East Center for Research and Dialogue (AMEC-Malaysia) didukung Prodi Ilmu Politik dan Magister Ilmu Politik FISIP UMJ.

 

Hamka M.Si (Kiri), Dr. Ferooze Ali (tengah), Dr. Asep Setiawan (Kanan) (Dok.)

Hadir dalam acara ini moderator Dr. Asep Setiawan dan penanggap Hamka M.Si serta Analisa Fitria Sari dan Andrea Shera Renjani dari AMEC Jakarta.

 

“Namun demikian di tengah bantuan kemanusiaan yang terus berlangsung bahkan sebelum 7 Oktober 2023, NGO perlu berbenah diri dengan meningkatkan profesionalismenya. Hal itu dilakukan agar bantuan tersebut efektif bagi Masyarakat Palestina yang membutuhkan,” jelas Dr. Ferooze Ali.

 

Profesionalisme ini antara lain aktivis NGO mendapatkan pelatihan yang kuat agar mampu melaksanakan misinya.

 

Pandangan yang merupakan hasil riset Dr. Ferooze Ali di Malaysia juga menekankan perlunya bagi berbagai NGO ini bekerjasama dalam menjalankan program bantuan kemanusiaan sehingga tepat sasaran.

 

“Sebagian NGO di Malaysia ada yang fokus membangun masjid, fokus kepada kesehatan, pemberdayaan perempuan dan lain-lain namun karena hubungan dengan institusi induknya, tidak ada langkah kerjasama diantara mereka,” tambah Dr. Ferooze Ali.

 

Selain itu terkait dengan bantuan kemanusiaan NGO ke Palestina dalam kasus di Malaysia, sudah saatnya mereka melakukan transparansi dalam pemberian bantuan tersebut. Dosen Universitas Sultan Zainal Abidin Malaysia ini menambahkan, dengan adanya transparansi ini maka mereka yang memberikan bantuan dapat diketahui publik sebagai bagian dari pertanggungjawaban.

 

Hal ini terkait dengan nilai bantuan tersebut yang dalam konteks Islam tidak hanya bernilai kebendaan tetapi juga bernilai religius yang dinilai tinggi dalam Islam.

 

Bantuan Kemanusiaan dari Muhammadiyah

Sementara itu dalam diskusi terbatas ini, Dosen Prodi Ilmu Politik FISIP UMJ Hamka MSi yang setahun ini memimpin penelitian mengenai bantuan kemanusiaan Muhammadiyah ke Gaza sejak konflik 7 Oktober 2023 menjelaskan, Muhammadiyah sudah banyak melakukan kegiatan bantuan kemanusiaan. Bahkan, jelas Hamka, bantuan kemanusiaan ini terus berjalan sampai sekarang ketika Israel masih terus melakukan pemboman terhadap warga Palestina di Gaza.

 

Oleh sebab itu, Hamka menggarisbawahi bahwa bantuan NGO merupakan elemen penting dalam menjaga keselamatan bangsa Palestina terutama ketika serangan Israel terus mentargetkan anak-anak, perempuan dan masyarakat yang sudah kelaparan. Namun ditegaskan oleh Hamka dalam kerangka lebih luas, solusi politik harus dilakukan oleh berbagai negara di dunia terutama negara-negara Islam. Hamka memandang hal itu belum dilakukan secara serius.

 

Dalam kajian mengenai peran NGO di Indonesia khususnya Muhammadiyah, Hamka menemukan tiga hal penting. Pertama, Muhammadiyah memainkan peran strategis dalam diplomasi kemanusiaan Indonesia terkait konflik Israel-Palestina dengan memperkuat upaya diplomasi melalui misi kemanusiaan termasuk pengiriman bantuan ke Gaza. Kedua, partisipasi Muhammadiyah dalam membantu korban konflik Gaza memperkuat citra Indonesia di mata dunia sebagai aktor non-negara di program kemanusiaan. Ketiga, kolaborasinya dengan mitra internasional mendukung inisiatif perdamaian yang selaras dengan kebijakan luar negeri Indonesia. Temuan-temuan ini, jelas Hamka, berkontribusi dalam memahami dampak diplomasi kemanusiaan dalam hubungan internasional.

 

Menurut sebuah laporan bantuan NGO Malaysia di bawah koordinasi Humanitarian Trust Fund for Palestine (AAKRP) ke Gaza dan Palestina dari 2023 sampai 2023 mencapai 99 juta Ringgit atau sekitar Rp 383,4 milyar.

 

Sementara dari laporan media disebutkan, Ketua Umum Muhammadiyah Haedar Nashir menjelaskan telah menyalurkan dana sebesar Rp 40 milyar untuk Palestina dalam dua periode.

 

Periode pertama dari 2018 hingga 2023, sebelum konflik terbaru, Muhammadiyah menyumbangkan Rp. 27 milyar. Sedangkan pada periode kedua tercatat mencapai Rp 13 milyar. Muhammadiyah juga memberikan bantuan dalam bentuk makanan dan obat-obatan.

 

Selain Muhammadiyah, NGO di Indonesia yang aktif memberikan bantuan kemanusiaan ke Gaza Palestina antara lain Dompet Dhuafa, Aqsha Working Group, Maemuna Center Indonesia dan MER-C.

(Red***)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *