Jakarta, jwgroupnews ;-
*Asta Cita dan relevansinya dengan pemikiran Sumitro*
Meskipun Asta Cita adalah program PS yang merupakan anak Prof Sumitro, namun coba kita bandingkan.
Istilah “Asta Cita” sendiri tidak secara langsung berasal dari karya-karya atau pemikiran Profesor Sumitro Djojohadikusumo.
“Asta Cita” adalah delapan program utama atau visi yang diusung oleh pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dalam kampanye Pemilu 2024. Prabowo Subianto adalah putra dari Profesor Sumitro Djojohadikusumo.
Meskipun demikian, Hashim Djojohadikusumo (adik Prabowo) dan pernyataan dari Prabowo sendiri sering kali mengklaim bahwa program-program yang tercakup dalam “Asta Cita” adalah cita-cita dan impian dari Profesor Sumitro Djojohadikusumo. Ini menunjukkan adanya upaya untuk menghubungkan visi Asta Cita dengan warisan intelektual dan pemikiran ekonomi sang ayah.
Mari kita coba mengidentifikasi hubungan antara Asta Cita dan pandangan ekonomi Profesor Sumitro.
*Poin-poin Asta Cita yang relevan dengan pemikiran ekonomi Sumitro:*
1. *Hilirisasi dan Industrialisasi:*
– Asta Cita: Menekankan hilirisasi dan industrialisasi untuk menambah nilai produk dalam negeri, memperkuat daya saing, dan meningkatkan perekonomian nasional.
– Pandangan Sumitro: *Sangat konsisten* Sumitro adalah pendukung kuat industrialisasi sebagai pilar pembangunan ekonomi. Ia percaya industrialisasi akan menciptakan lapangan kerja, mengurangi ketergantungan impor, dan memperkuat ekonomi nasional. Konsep “industri substitusi impor” yang diusungnya adalah salah satu bentuk awal dari hilirisasi.
2. *Peningkatan Lapangan Kerja dan Kewirausahaan:*
– Asta Cita: Berfokus pada penciptaan lapangan kerja berkualitas, pengembangan industri kreatif, dan peningkatan infrastruktur.
– Pandangan Sumitro: *Sepaham.* Industrialisasi yang diusungnya bertujuan menciptakan lapangan kerja. Beliau juga peduli terhadap dampak ekonomi pada masyarakat luas dan pentingnya pembangunan yang merata.
3. *Pembangunan dari Desa dan Pengentasan Kemiskinan:*
– Asta Cita: Berupaya membangun ekonomi dari desa sebagai upaya pemerataan dan penanggulangan kemiskinan, menjangkau daerah-daerah yang memerlukan perhatian lebih.
– Pandangan Sumitro: *Selaras.* Meskipun fokus pada industrialisasi, Sumitro menganut konsep “pembangunan seimbang” (balanced development), yang berarti tidak mengabaikan sektor pertanian dan pedesaan. Ia peduli terhadap nasib rakyat kecil, terutama di sektor pertanian, yang rentan terhadap fluktuasi ekonomi.
4. *Reformasi Politik, Hukum, dan Birokrasi, serta Pemberantasan Korupsi:*
– Asta Cita: Berfokus pada pemberantasan korupsi dan narkoba, serta memperkuat sistem politik, hukum, dan birokrasi yang transparan dan akuntabel.
– Pandangan Sumitro: *Sangat konsisten dan bahkan merupakan poin penting dalam pemikirannya*. Sumitro secara eksplisit menyebut korupsi, kolusi, monopoli, dan ketidakpastian hukum sebagai “penyakit institusional” yang menghambat kemajuan industri dan pembangunan ekonomi secara keseluruhan.
5. *Kemandirian dan Ketahanan Nasional (termasuk pangan, energi, air):*
– Asta Cita: Bertujuan membangun kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, energi, dan air.
– Pandangan Sumitro: *Sepaham*. Konsep “pembangunan seimbang” yang mengedepankan surplus pangan sebelum industrialisasi menunjukkan kepedulian terhadap ketahanan pangan. Secara umum, beliau memiliki pandangan anti-ketergantungan dan pentingnya diversifikasi ekonomi untuk memperkuat ketahanan nasional.
6. *Pembangunan SDM dan Inovasi:*
– Asta Cita: Peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) menjadi prioritas, mencakup pengembangan sains, teknologi, kesehatan, dan pendidikan
.
– Pandangan Sumitro: *Konsisten*. Sumitro menyadari pentingnya pengembangan sumber daya manusia. Ia bahkan melobi investor asing untuk mengembangkan SDM Indonesia sebagai bagian dari investasi mereka.
*Perbedaan atau Penekanan yang Berbeda:*
Meskipun banyak kesamaan, perlu dicatat bahwa Asta Cita adalah rumusan program politik kontemporer, sementara pandangan Sumitro adalah kerangka pemikiran ekonomi yang lebih fundamental dan universal. Asta Cita mungkin lebih menekankan pada isu-isu sosial dan politik yang relevan dengan kondisi saat ini, sementara Sumitro fokus pada aspek ekonomi makro dan struktural.

Secara ringkas, jika Asta Cita benar-benar diklaim sebagai manifestasi dari cita-cita Profesor Sumitro, maka *hubungan utamanya terletak pada fokus kuat pada industrialisasi, pentingnya pembangunan seimbang (termasuk pertanian dan pedesaan), penekanan pada investasi, serta komitmen terhadap tata kelola ekonomi yang bersih dan pembangunan sumber daya manusia*. sebagai *pilar-pilar penting* dalam pemikiran ekonomi Sumitro yang diyakini relevan untuk kemajuan Indonesia.
Sebagai pilar-pilar penting, maka *kerapuhan pada satu pilar saja bisa merusak kekuatan pilar-pilar penting lainnya, sehingga semua pilar harus dibangun secara holistik sama kuatnya dan harus dengan full commitment.*
*Kebijakan tidak boleh setengah-setengah, bias dan distorsi kepentingan kelompok.*
dari berbagai sumber ;
(redaksi_jwgroupmedia)




