Jakarta, jwgroupnews;- Pembahasan yang sudah di mulai oleh Presiden Jokowi untuk merealisasikan kebijakan “family-office”, menjadi sebuah akselerasi episode akhir Masa Periode Pemerintahan Presiden Jokowi.
Kebijakan Indonesia memberikan ruang untuk dapat menerima pendirian “family-office”, menjadi sebuah opsi dan strategi jitu sebagai salah satu pondasi kekuatan ketahanan ekonomi dalam prinsip geostrategis ekonomi dunia, terang Ali Nasrullah selaku Pemimpin Umum Jurnal Wicaksana Media Istana Kenegaraan.
Saya mendukung langkah Presiden Jokowi dalam hal merumuskan opsi “family-office” yang akan menghadirkan berbagai Keluarga Kaya di Dunia untuk membuat Kantor Keluarga dalam pengelolaan kerajaan bisnis mereka dari Indonesia.
Seperti kita ketahui bahwa , Senin 1 Juli 2024 Presiden Jokowi memanggil Para Menteri terkait, terutama Yang berkaitan dengan Ekonomi dan Investasi dalam mematangkan landasan regulasi yang kokoh agar bisa memberikan kenyamanan bagi Para Keluarga Kaya Dunia untuk membuka Kantor Keluarga mereka di Indonesia.
Jika kemudian pak Luhut, dipercaya untuk menjadi Ketua Tim Pengkajian perihal family-office tersebut, menurut Ali memang sudah sewajarnya karena pak Luhut (LBP) saat ini adalah Menteri Koordinator Bidang Investasi.
Sudut pandang saya, bukan siapa sebagai Ketua Tim dan atau ada motif politis apa terkait kebijakan family-office itu, namun lebih kepada paradigma futuristik yang sangat tepat untuk mengakomodir sirkulasi ekonomi level dunia yang akan bergulir ketika kebijakan sudah di terapkan, dan tinggal proteksi regulasi yang harus di susun secara tepat dan kuat, tambah Ali.
Saya sudah sejak lama menjadi salah satu Generasi Muda Indonesia yang ingin terus mendukung kebijakan pemerintah yang strategis dan mampu menjadi pondasi ekonomi bangsa kedepannya, dan saya melihat urusan “family-office ” akan menjadi jurus jitu guna mewujudkan target Indonesia Maju secara cepat dan kokoh.
Logika ekonominya, bahwa ketika Para Keluarga Kaya Dunia membuka Kantor Keluarganya di Indonesia, maka mereka juga akan membuka peluang perputaran bisnisnya di Indonesia secara otomatis.
Dan sirkulasi keuangan atau moneter di tanah air menjadi semakin besar.
Adapun wilayah yang cukup strategis yakni Kawasan Ekonomi Khusus yang ada di Bali dan Kawasan Ekonomi Khusus yang ada di Mandalika (Lombok Tengah), pungkas Ali (Senin, 1 Juli 2024) di bilangan Jakarta Selatan.
(red.jw001_anr)